Rabu, 04 April 2012

Catatan Perjalanan



Garuda A 330-300 dengan nomor penerbangan 880 mendarat dengan mulus di Airport Narita, Kamis, 1 Agustus 2002, tepat jam 9:53 pagi waktu setempat. Jam tanganku yang masih setia mendisplay tanda waktu Jakarta menunjukkan angka 7:54 WIB, Aku melangkah perlahan dalam deretan panjang penumpang multi ras yang tak sabar untuk melepaskan kebosanan terbang berjam-jam dari Jakarta, di luar pesawat. Tepat di depanku sepasang Suami-Istri Japanese muda (atau kekasih) ribut mesra bagaikan sepasang cucakrowo.

Mataku langsung menangkap sosok si Pria yang lumayan tampan dengan badan atletis (jarang yang begini ini ditemui di antara pria-2 Skinny di Jepang). Sekali-2 si Pria menggerayangi pinggul dan pantat si gadis, sementara si gadis menggelendot manja sambil cekikikan. Antrian berjalan lambat dan adu piting di depanku makin seru seolah malam bagi keduanya. Aku terkesima melihat sedemikian ekspresifnya sang "sejoli" mengutarakan perasaannya, terlebih lagi di depan publik, dengan cueknya mereka saling menjawil, meraba, meluk, kissing dan .. ahh.. semoga teman-2 Japanese yang akan aku temui sehangat ini nantinya. Mengingat tempat sementaraku beraktifitas adalah Chiba Perfecture, yang masih asing bagi aku. Ehheemm..

"Ohayo Gozaimasu.. arigatoo!! (Selamat Pagi.. Terima kasih) " Sapa pramugari di depan pintu keluar mengagetkanku. Sialan, apa tampangku seperti Japanese yang habis suntan (sampe gosong) di Bali apa? Aku masih bangga jadi orang Indonesia dengan dark skin-nya kok, buktinya waktu aku di Birmingham, setiap kali masuk G Bar, selalu dikelilingi Caucasians yg dalam setiap kesempatan selalu jadi admirers-ku! (nggak nyombong lho! J). Comment mereka selalu bahwa aku punya kulit yang bagus dan tidak kuning seperti Asian people lainnya. Yah aku sergah aja dengan "tentu aja, wong aku orang Indonesia!!"

Kedatanganku kali ini sudah diketahui oleh Kenji, tetapi aku minta agar dia tidak usah menjemputku karena aku bersama rombongan resmi, walaupun cuman berempat, selain itu dari Pihak OVTA (Overseas Vocational Training
Association), promotor kami (ceileh kayak mo tinju) telah menyiapkan jemputan bagi kami. Lagian aku kasihan pada Kenji yang harus jauh-2 dari Nagoya hanya sekedar datang untuk menjemputku dan setelah itu harus kembali lagi ke Nagoya.

Selesai pengecekkan keimigrasian, aku mengambil suitcase dan bergegas mengikuti teman-2 rombongan yang sudah mendahului menuju lobby. Sementara aku menandatangani tanda terima "uang saku" dari OVTA yang disodori Ms. Wakako, sekonyong-konyong terasa ada yang menarik lengan hemku. Ketika aku berpaling.. KENJI berdiri disana dengan senyum lebar from ear to ear sehingga matanya nyaris tinggal segaris lurus!! Ah mata itu, aku demen buanget ama matanya yang berbentuk api lilin dengan kebeningan yang menyiratkan kehangatan dan kekocakkan yang tersimpan didalamnya.
Sesaat aku tercekat karena tidak berharap akan bertemu Kenji di Narita Airport. Instead of shake our heads (bowing maksudne), Kenji embraced me, dan aku bisa membaui kesegaran Gucci Envy yang jadi ciri Kenji. Damnn..!!

Anak ini ngangenin bener. Tapi tentu aja, aku harus tidak hanyut dalam gestures mencurigakan karena selain mata-2 Japanese yang melintas memandang curious, ada teman serombongan yang rata-2 ngablak dan asal njeblak jika
find out something weird. Kenji aku kenalin ke teman serombongan. Dan sebagaimana "habitatnya", Kenji cepat mengambil hati teman-2ku yang lain dengan kekocakkan dan keceriaannya. Jadilah Kenji bergabung dengan rombongan
kami saat meninggalkan Narita Airport menuju Holiday Inn, Tobu yang berjarak lk. 5 menit bermobil. Dengan dibantu Ms. Akiko dan Kenji urusan check in beres, dan Kenji membantu aku mengungsikan bawaanku ke kamar 1103 yang akan aku tempati menunggu jemputan dari OVTA esok pagi..

Sesampai di kamar 1103, Kenji menempatkan suitcase dan beberapa handbag bawaanku di tempat masing-2 dengan rapih, sementara aku cuci muka, sikatan then jump onto bed meluruskan punggung. Sebelum aku meminta, Kenji lebih
dulu menawarkan memijit punggungku, dan tentu saja aku menyambut mesra eh.. Hangaat (GANJEN!:p). Karena Kenji tidak perlu kembali bekerja, so, kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai malam nanti. Kenji memijit punggungku
dengan tekanan-2 telapak tangan dan ujung jari yang diputar melingkar sembari cerita ngarol ngidul.

Aku berbaring tengkurap sambil menikmati kesibukan di Airport Narita yang terlihat jelas dari kamarku, dan kantor JAL yang berdiri angkuh sebagai satu-2nya pencakar langit yang terlihat di sisi Narita airport selain menara kontrol. Mataku jadi merem melek antara menikmati pijitan dan ngantuk yang tiba-2 menyerang. Cerita Kenji tentang
Kajikawa San dan Hamaguchi San (mantan lecturer saya) pasca kembalinya saya ke Indonesia tidak dapat membendung saya dari kebiasaan lama "molor"! heh heh heehh..hh. Zzz.. (Psstt.. don't disturb!!)

Entah berapa lama aku tertidur, saat terjaga aku mendapati Kenji sedang duduk di kursi dengan secangkir kopi ngebul di sisi kakinya yang tersusun diatas meja dan menikmati siaran MTV Japan yang penyanyinya selalu jingkrak-2 dengan rambut "buceri" khas anak muda Jepang. Dari samping Kenji terlihat begitu tampan dan mempesona dengan otot biceps yang terlihat halus dengan batasan warna kecoklatan yang melingkarinya. Mungkin selama musim panas ini dia berjemur tanpa melepaskan t-shirt-nya sehingga tubuhnya tidak sepenuhnya tanned!

Rambutnya yang agak gondrong yang acak ala Japenese style, tetap dengan warna aslinya (setelah aku protes karena ikut-2an buceri tahun lalu) dilengkapi dengan anting berwarna perak yang berkilau di telinga kanan. Cambang yang terpangkas pendek, rapi, menyelinap dari balik Japanese hair style-nya memanjang nyaris sejajar dengan bagian bawah garis telinga yang hanya nampak sebagian. Rambutnya legam kontras dengan kulit punggungnya yang putih bersih dengan bonggolan di kedua pundaknya menandai pembesaran otot yang terlatih di Gym. Kenji hanya mengenakan short denim punyaku yang mungkin diambil dari laci lemari tanpa mengenakan baju.

Aku bangun dan turun dari ranjang, berdiri sambil meregangkan badan, Kenji tersentak menoleh kemudian spontan sebentuk senyum yang paling manis mengembang dibibirnya.. dan lagi mata itu..ah.. Mata itu.. selalu ikut tersenyum dengan sangat menggelitik. Setiap kali tersenyum, mata itu berpendar-pendar dengan tatapan yang seolah menggoda, menertawai, nakal, bercampur kemanjaan yang mengundang (hajatan kali?). Setiap kali Kenji tersenyum, melihat matanya, terasa didalam rongga perut atasku ada yang bergolak dengan desir yang linu bercampur geli nikmat yang seolah mendorongku untuk mengulum dirinya dan mengunyah-ngunyah tubuhnya sampai menjadi serpihan-2 yang dapat dinikmati seantero ragaku (phuuffhh.. Sadis!!).

Aku tertawa geli melihat mimiknya yang berubah bengong mengherani aku yang terus menatapnya dengan senyum tanpa kata.
"Why? Do I have no nouse? Why do you smile from ear to ear while staring at me?".
Kenji mendongakkan wajahnya dengan rada blo'on. Aku diam sejenak dan membuat Kenji semakin curious.
"Well, the reason is I'm very glad to see you again, Man!".
Perlahan seulas senyum teduh terbentuk di bibirnya, "I miss you so much Bear".
Sambil menggenggam erat tangan Kenji yang terulur ke arahku, aku hampir berbisik "I miss you too, very bad".

Sejenak sepertinya deru AC kamar tertutup oleh bunyi degup jantung kami berdua yang entah apa maknanya, sementara pesawat TV telah lama mati dan di luar suasana terik membelai dedaunan yang terpaku diam di ranting, tak bergerak. Kenji menatap lekat dan beringsut mendekat. Rambutnya menghalangi sebagian pandanganku bersamaan dengan aroma Gucci Envy-nya yang pelan menonjok indera penciumanku. Aku membalas rangkulannya dengan mendekap punggung yang halus dan hangat yang mengalirkan setrum nikmat yang berpusar dahsyat di rongga dada.
"Let's take shower dear", desah nafas Kenji terasa hangat menggelitik telingaku.

Aku menggeliat kegelian yang membuat Kenji mencaplok telinga kiriku dengan gigitan. Aku menjerit kaget dan mengejar Kenji yang lebih dahulu lari menuju bathroom. Tanganku sempat menggapai short yang dipakai Kenji membuat tubuhnya oleng. Kenji ngakak sembari melucuti short yang tertarik tanganku dan melompat ke dalam bathroom dengan string brief-nya. Belum sempat aku melayangkan short di tanganku ke muka Kenji, dia menjulurkan tangan keluar dan mematikan saklar bathroom sembari meleletkan lidah dengan mimik lucu. Aku jadi batal menimpuk dan diam di depan pintu melihat Kenji yang sedang menyalakan lilin beraroma dan.. menarik aku setangah keras ke dalam Bathroom dan.. tentu saja berdesak-desakan dalam temaramnya lilin menunggu bathtube yang baru diisi.. hahh?? Selanjutnya..? Maaf, tidak sopan diceritakan disini:p

****************

Narita, 2 Agustus 2002

Morning Call jam 7:00 membangunkan aku yang benar-benar "sleep like a baby". Tangan dan bagian atas badan yang tidak tertutup selimut serasa beku. Suasana kamar terasa lebih dingin. Kemarin masih ada Kenji dan berbaring bersisihan memberikan kenyamanan tersendiri. Kulitnya yang hangat kenyal dan halus begitu menggairahkan bila bersentuhan. Aku berbalik menelungkup seolah menyerap semua kehangatan yang telah tersedot matras yang kembali dingin. Semalam jam 21:30 waktu Chiba, aku mengantar Kenji ke Chiba Station yang hanya berjarak 10 minutes jalan kaki dari Holiday Inn Tobu, Narita. Dari sana Kenji menggunakan East Japan Railway Line ke Tokyo.

Aku lalu menyalakan radio KSK yang nyerocos English dengan fasih dan beralun perlahan nada-nada indah "As Tears go by" – Rolling Stones. Hmm.. cukup berpotensi untuk membuatku sentimental lagi. Sehabis mandi, aku langsung breakfast dan bingung dengan schedule yang belum terisi sepanjang pagi dan siang ini. Pagi ini kami punya waktu lowong yang cukup panjang karena peserta dari China baru akan tiba jam 16:20 nanti di Narita.Setelah mereka tiba di Holiday Inn dan beristirahat sejenak, baru semua kami peserta seminar dari 5 negara (China, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Philippines) akan diboyong ke markas OVTA (Overseas Vocational Training Association) di 1-1, Hibino Mihama-ku, Chiba, 261-0021.

Setelah BT cukup lama di kamar sehabis makan pagi, aku memutuskan untuk go for sight seeing, who knows bisa ketemu "barang bagus" a long the street (smile!). Kebetulan ada circle bus yang stationed di depan Holiday Inn, so, aku manfaatin aja. Dari Holiday Inn, tempatku menginap, bus tersebut menyususri jalan-2 yang bersih dengan pemandangan countryside yang khas Jepang. Hanya ada satu dua motor yang berseliweran dan bus-2 pariwisata yang saling mendahului dalam memberi jalan bagi kendaraan lain.

Circle bus tersebut berhenti berturut-turut di Nikko Winds Hotel, ANA Excel Hotel, Tokyu & Hilton Narita Hotel dan selanjutnya berhenti sejenak di Humax Cinema Complex (Spiderman ternyata masih ditayangkan disini), kemudian berturut-turut: AEON Shopping mall, Gobu Ohashi, Bon Belta Dept. Store, YOKADO shopping mall (ada Laox disini), Hana no yu hot spring spa, Keisei Narita Station dan Narita san Temple, kemudian balik ke Holiday Inn. Fare untuk circle bus ini hanya 150 Yen. Di jalan tidak banyak ditemui orang berseliweran, begitu juga pada setiap perhentian di depan hotel. Kebanyakan yang terlihat mejeng di halaman dan yang ikutan gabung hanya "wisman" bule. Lha kalo yang ini mah, di Indonesia juga buanyaak!!: p

Balik ke Hotel aku coba menghabiskan waktu dengan mengecek email pada pc yang connect ke internet. DI Holiday Inn, Tobu, Narita untuk menggunakan fasilitas internet, kita harus menyiapkan coin 100 yen tiap 10 menit. Benar-benar membosankan dan ribet. Padahal waktu nginap di Hotel Towa, Ueno, Tokyo, sarana internet ini disediakan gratis bagi penghuni bahkan ada 3 pc yang tersedia di counter. Nggak mungkinlah untuk waktu yang sempit ini dipakai chatting, so, aku akhirnya hanya memeriksa email yang masuk dan membalas email dari teman-2, teristimewa my Soul-mate di Bandung. Sekitar 6 coin tertelan timer box yang conected to PC, akhirnya aku balik ke kamar. Di kamar aku melihat tombol penyimpan pesan di telepon menyala dan ketika aku buka, ternyata Kenji.. Dia sudah di kantornya dan hanya sekedar say "Ohayo Gozaimasu". Memang this Japanese perhatian dan ekspresinya berbeda dari other Japanese yang selalu dingin dan memendam rasa (?). Itulah keistimewaan Kenji.

Setelah rombongan China tiba, akhirnya kami berangkat dengan pemandu, Miss Akiko yang lebih sering dipanggil "Koko San". Ini karena lidah bukan Jepang agak sulit menyebutkan or kepala non Japanese rada sukar mengingat namanya. Sekitar 30 menit berkendaraan bis dari Holiday Inn, Tobu, Narita akhirnya rombongan kami tiba di Markas OVTA yang megah dengan pekarangan depan yang luas dan bersih. Setelah registrasi ulang dan mendapat sekedar briefing, aku dan teman-2 memasuki lift menuju kamar masing-2.. Aku menempati kamar 709, dengan view yang langsung berhadapan dengan jalan raya. Gedung "AM PM" tepat di seberang jalan yang langsung berhadapan dengan Carrefour, Makuhari yang merupakan next building to OVTA. Hari ini, Jum'at tgl. 2 Agustus 2002, dan sore ini Kenji akan menjemputku di OVTA.

Jam 6:15 pm aku mendengar ada ketukan di pintu, dengan malas aku bangun dan melangkah gontai ke arah pintu. Yukata yang aku kenakan tidak aku ganti karena berharap aku akan tidur lagi setelah interupsi 'knocking' yang aku pastikan dari teman serombongan entah untuk alasan apa lagi. Susah yah jadi anggota rombongan termuda, apa-apa, aku yang kebagian disuruh terus. Yah presentasilah, yah beresin bahan presentasilah, yah.. yahh.. yahh.. Pokoknya yahh.. semua tugas yang kadang menyita waktu istirahat.

Pintu terbuka setengah dan muncul sesosok wajah yang tiba-2 mengusap pergi rasa kantuk dan gerutuan yang tadi menggantung di mata dan bibir. Kenji berdiri dengan senyum lebar dan mata nyaris segaris! Luar biasa, aku pikir dia mungkin akan tiba sekitar jam 9:00 malam atau lebih, atau bahkan tidak mustahil esok harinya. Ternyata dia kabur lebih dulu dari tempat kerjanya. Kini masalahnya adalah jam 7:00 pm aku harus hadir dalam "Welcome Party" yang diselenggarakan oleh JAVADA & Ministry of Health and Manpower di ruangan yang dinamakan "Browsing Area" di lantai 5 gedung OVTA.

Browsing area adalah salah satu ruangan yang sesuai namanya kita dapat menikmati seluruh area yang berhadapan dan di kiri kanan Gedung OVTA. Ruangan itu di berada di lantai 5 dan menjorok ke depan dengan keseluruhan dinding terbuat dari kaca, kecuali dinding yang menempel ke arah bangunan utama. Berdiri di dalam Browsing Area, seolah kita melihat mobil berlalu-lalang di bawah kaki kita. Pertama sedikit rasa gamang menyergap. Namun setelah ruangan terisi penuh dan pembicaraan menghangat, situasi kembali normal, hanya terasa agak aneh dengan mengamati lampu-2 mobil di kiri kanan dan di bawah kaki kami yang berlalu lalang bagaikan kunang-2 yang melayang dengan ringan. Aku pikir, jika ruangan ini dipakai untuk restoran benar-2 akan menjadi restoran yg punya taste selain akan sangat-sangat romantis bagi pasangan pengunjung, lebih-2 dalam nyala lampu yang selalu cenderung temaram seperti dalam welcome party ini.

Sementara Kenji harus berkubang di tempat tidur kamarku, menunggu, aku lalu mengganti yukata dengan hem dan memasang dasi. Kenji hanya memandangiku, seolah menebak berapa centi lagi perkembangan perutku. Kenji senyum sambil menyipitkan sebelah mata ketika aku mengusap-usap perutku di depan cermin. Kenji membantu membetulkan krah hemku, dan mengibas-ngibas jas dan membantu mengenakannya padaku.

Lagi-lagi tubuh yang tegap dan sexy itu mendekat, kembali Gucci Envy "memperkosa" hidungku lembut, dan aku memonyongkan mulut meniup helaian rambut semi gondrongnya yang menampar wajahku. Tangan Kenji kemudian membetulkan letak jasku mulai dari pundak dan turun ke punggung. Entah karena 'peletan' Gucci Envy-nya atau memang aku yang ganjen, wajah yang nampak serius seperti designer yang sedang mempersiapkan modelnya untuk kembali ke catwalk itu aku belai dengan perlahan. Jemariku dengan rakus merambah hidung, bibir, pipi dan seluruh wajahnya. Kenji tetap focus seolah tidak terjadi sesuatu. Timbul keisengan untuk menggodanya.

Dengan tetap memandang lurus ke depan, dan tanpa senyum, tanganku yang tergantung di bawah bergerak dengan cepat ke jendolan di bagian selangkangan yang tercetak pada blue jean Kenji. Perlahan aku elus-2 samabil tersenyu. Brengsek.. Kenji tidak bergeming dan tanpa reaksi spesifik. Dia tetap asyik dengan membetulkan dasiku, jas, kemeja, kancing dan mematut-2 bagaikan perancang. Nampaknya nggak berpengaruh, sementara kini aku yang malah panas-dingin (dasar..). Serta merta aku meremas, menekan dan menggosok tuas yang terasa kenyal di tangan. Tak tertahan, aku menarik turun kancing tarik jeansnya, dan segera jemariku tenggelam dalam pubic hair yang lebat.

Perlahan jemariku menyelinap dibalik G-String merah maroonnya dan .. potongan daging kenyal yang masih setengah mekar itu aku remas dengan gemas, Kenji tetap sibuk mengurusin letak dasiku dan seolah tidak terjadi sesuatu. Sekali lagi tanpa melihat ke mataku, dan tetap Consent' pada jasku seolah seorang "Kenzo" dengan master-piecenya, Kenji akhirnya membuka suara.
"You'd better disappear right now, before we were caught up by your friends in here coz they didn't see you at the party".
Aku tergelak dan menyambar bibirnya ringan kemudian bergegas menuju pintu. Sebelum tanganku menyentuh handle pintu satu tarikan membuat aku setengah langkah mundur.

Tiba-2 tangan Kenji telah mencengkeram pundak dan leherku dari belakang membuat aku terdongak. Sebelum aku sempat berpikir, terasa sesuatu yang lembut hangat dalam deru napas yang akrab mengatup erat mulutku. Tanpa kata aku menjawab tantangan Samuraiku yang mengajak bersilat lidah dengan jurus-2 silat Cimande!:) Aku berontak membebaskan diri setelah mulutku terbungkem erat tanpa celah dengan mulut Kenji, sementara ibu jari dan telunjuknya menjepit cuping hidungku. Tentu aja aku gelagapan. Sesungguhnya ini 'jurus'ku yang dibajak oleh Kenji dengan tak terduga. Kenji melompat mundur dengan senyum geli, sebelum aku sempat protes, Kenji menunjuk pergelangan tangannya. Yah, Tuhan aku sudah terlambat 10 menit. Mati aku..! Sebelum menghilang di balik pintu aku sempat berteriak akan membalas Kenji nanti. Kenji hanya mengangkat kedua alisnya tinggi-2 dengan mimik "whatever!".

Acara welcome party berlangsung sangat formal berisi speech dan perkenalan antar delegasi dan host. Saat memasuki acara ramah-tamah hujan turun dengan derasnya. Saya menyelinap perlahan dan lolos dari pintu keluar yang Cuma satu-2nya. Tiba di kamar aku langsung mengisyaratkan Kenji agar segera cabut, sebelum ada teman atau panitia yang balik dari ruang party. Di luar hujan menghajar pekarangan OVTA dan jalanan begitu deras, sehingga memaksa kami harus membeli payung di store yang terletak di Ground floor OVTA.

Dekat OVTA ada 2 stasiun untuk kereta yang menuju Tokyo, yaitu Makuhari Station yang berjarak lk.20 minutes jalan kaki (may be, karena aku selalu lupa utk mengukur sendiri) dengan Kereta SOBU LINE atau Kaihin-Makuhari yang dilayani oleh KEIYO LINE yang hanya berjarak 8 menit jalan kaki (untuk ritme langkah Japanese) dari OVTA. Kenji mengajakku ke Kaihin Station, yang meskipun sangat dekat, namun dalam siraman hujan yang deras itu cukup membuat langkah kami terseok-seok.

Payung yang berukuran regular itu tidak dapat melindungi punggung kami dari siraman air hujan. Disatu pihak aku merasa capek berjalan dengan langkah Jepang yang serba "rush" di tengah hujan yang cukup merepotkan ini, sementara dipihak lain aku menikmati kesempatan untuk memeluk dan di peluk di tempat umum seperti ini tanpa perlu mengkhawatirkan sesuatu pun. Sementara angin dingin menghajar dengan leluasa punggung kami yang basah kuyup, pundakku menikmati dengan rakus kehangatan dan gerak otot dada Kenji yang menekan erat. Kenji yang sekitar 10 cm lebih tinggi tentu lebih leluasa mendekapku di pundak.

Aku melingkari tangan dan mengepit pinggangnya dan aneh saja, nih tangan nggak mau diam. Punggung dan pinggul yang kenyal dan keras itu terus aja menjadi sasaran. Malam ini kami akan menginap di Hotel Shiba Yayoi Kaikan dengan pemandangan pantai, letaknya hanya beberapa menit dari Stasiun Hamamatsu-cho. Aku protes waktu Kenji menyebutkan tarifnya 8.500 Yen, Gila! Tapi Kenji hanya tersenyum cuek. Aku jadi pengen cepat nyampe ke Tokyo untuk bias nyantai di hotel atau pengen nyusuri Asakusa dan River Sumida esok pagi sebelum ke Kamakura. Aku tersenyum mengingat week end ini yang akan aku isi dengan banyak kesan khusus dengan Kenji, walaupun diawali dengan lagu "basah diri ini.. Basahh.. rambut ini.. basah bibir ini.. Kuhapus dengan bibirku sayang!:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar