Sabtu, 07 April 2012

dinginya puncak


Sabtu itu gwe iseng jalan jalan seorang diri ke puncak dengan kendaraan umum. Setibanya di puncak gwe mampir di salah satu kedai sambil menyeruput kopi susu hangat. Tak lama kemudian muncul dua lelaki berkebangsaan arab memesan mie instant dan teh hangat.

Tentu udah pada tahu bahwa di puncak banyak orang orang arab yang mengadakan kawin kontrak dengan cewek cewek lokal disini. Dan sebagai seorang homo tulen, gwe terpesona melihat kedua orang arab ini. Dua duanya ganteng dengan brewok di dagunya. Badanya tercetak bagus dibalik tshirt putih yang digunakannya. Dan lalu gwe mencoba peruntungan membuka percakapan dengan mereka.

Gayung bersambut dan akhirnya gwe berkenalan dengan dua lelaki arab itu. Yang satu memang berkebangsaan Afghanistan. Namanya Khalif dan satu lagi berasal dari Irak bernama Akhbar. Mereka berdua berusia 35 tahunan. Mereka sedang menjalani kawin kontrak dengan gadis loka. Dan sekarang menurut mereka istri istri mereka sedang pergi ke Bandung karena ada urusan selama sebulan. Khalif sempat berkomentar bahwa di hawa yang dingin ini tak enak menghabiskan malam sendiri. “kan bisa cari pengganti?” kata gwe sambil memainkan sedotan minuman gwe dengan sedemikian rupa. Khalif melihat itu lalu tersenyum dan menawarkan apakah gwe mau berkunjung ke tempat tinggalnya?

“Nginap juga nggak apa apa. Daripada balik ke Jakarta malam malam begini,” kata Khalif yang gwe menangkap ada maksud tersirat dengan tawaran itu.

“saya nginap kok di hotel A,” kata gwe lagi. “Mau mampir dan ngobrol daripada suntuk di rumah nggak ada istri.”

Khalif dan Akhbar menyambut ajakan gwe dan kita bertiga lalu menuju hotel A yang yang tak jauh dari taman wisata di daerah puncak.

“Kamu pasti homo ya? Terlihat dari cara kamu memandang kita dan caramu ingin mengajak kita,” kata Akhbar begitu kita sudah berada di dalam kamar.

“Seperti yang saya bilang, istri kami lagi pergi dan sudah lama kami nggak bercinta dan saya sendiri nggak keberatan menyodomi lelaki,” kata Khalif

“saya juga,” kata Akhbar

“dan saya nggak keberatan,” jawab gwe.

Khalif dan Akhbar lalu menelanjangi gw setelah menelanjangi diri mereka sendiri. Dan gwe terpana melihat kedua kontol arab mereka. Seperti yang sudah diduga, kontol arab memang maharaja kontol lelaki. Panjangnya 12cm masih kondisi lemas.

“suka dengan kontol besar,” kata Akhbar.

Gwe tak menjawab, gwe menghampiri Akhbar dan berlutut dihadapannya dan mulai menjilat kepala kontol Akhbar yang merah merona. Akhbar mendesah saat gwe mulai memuluti kontolnya dan perlahan kontol itu mulai memanjang. Khalif lalu menghampiri kami dan dia berdiri di samping Akhbar dan mulai memberikan kontolnya untuk gwe hisap.

Bergantian gwe memuluti kontol Akhbar dan Khalif. Saat nganceng, kontol mereka sepanjang 20cm dengan diameter yang proporsional.

Khalif dan Akhbar mendesah terangsang, sementara gw terus mengisap dan menjilati kepala kontol arab itu secara bergantian. Saat gwe mengisap kontol Khalif maka kontol Akhbar gwe kocok. Begitu pula sebaliknya.

Akhirnya mereka mencapai puncak bersamaan. Gwe menyatukan kedua kontol itu saat Khalif dan Akhbar mengeluarkan cairan kejantanannya. Nggak semuanya berhasil gwe telen, sisanya mengalir di pipi gwe.

Kita lalu beristirahat sebentar. Khalif dan Akhbar tiduran di ranjang untuk mengembalikan tenaga mereka. 10 menit kemudian, Khalif menarik gwe ke ranjang dan menyuruh gwe untuk menduduki kontolnya yang udah nganceng lagi. Gwe sempet ngeri melihat kontol yang akan mengentot gwe. Selama ini belom ada kontol sebesar itu yang pernah menerobos lobang pantat gwe. Kontol para tentara dan brimob yang biasa ngentotin gwe nggak ada yang menyamai kontol Khalif.

Gwe lalu mengoleskan baby oil yang selalu gwe bawa kemana mana kesekujur kontol Khalif. Lalu gwe mulai mengambil posisi mengangkang dan perlahan mulai memasukan kontol itu ke pantat gwe. Buseeettt!! Pantat gwe serasa mau robek saat kepala kontol Khalif berhasil masuk. Dengan pelan gwe menuruni kontol itu dan saat mulai masuk gwe mulai turun naik diatas kontol Khalif. Sementara Akhbar mengocok kontolnya di ranjang sebelah memperhatikan kita. Gwe meremas remas dada bidang Khalif yang berbulu. Khalif meracau nikmat mengentot pantat gwe. Sementara di sebelah Akhbar mulai melulurkan baby oil ke kontolnya.

“gantian sekarang,” kata Akhbar

Khalid menyuruh gwe pindah dan lalu Akhbar menuruh gwe terlentang di ranjangnya dan mengangkat kedua kaki gwe. Kontol Akhbar masuk dengan gampang karena lobang pantat gwe udah terbuka dan terbiasa dari sodokan kontol Khalif sebelumnya.

Akhbar dan Khalif bergantian menyodomi gwe. Mulai dari gwe terlentang, terlungkup, nungging, kedua kontol arab itu bergantian keluar masuk lobang pantat gwe. Sampe akhirnya gwe terlungkup menindih Khalif yang terlentang dan Akhbar di atas gwe dan kontol mereka bergantian menyodomi pantat gwe. Tadinya mereka mau memasukan kontol mereka bersamaan, tapi gwe tolak. Gileee! Bisa robek pantat gwe disodok 2 kontol super itu.

Akhirnya klimax mereka tercapai dan secara bergantian, Khalif dan Akhbar memuntahkan pejunya di dalam lobang pantat gwe.

Setelah puas, Akhbar memutuskan untuk pulang tapi Khalif tetap tinggal dan semalaman kontol Khalif bergantian keluar masuk mulut dan pantat gwe. Diantara keduanya, gwe memang lebih menyukai Khalif. Selain wajahnya yang lebih tampan dan macho. Bulu dada Khalif lebih banyak dari Akhbar dan sodokan Khalif lebih terasa nikmat di pantat gwe. Ternyata, waktu di negaranya, Khalif suka menyodomi remaja remaja disana sehingga dia jadih terbiasa menyodomi lobang pantat.

Hubungan gwe dengan Khalif tidak berhenti disitu saja. Kita tetap keep in touch dan saat Khalif ke Jakarta, yang selalu dia pergi sendiri, gwe selalu mampir ke hotelnya untuk menikmati kontolnya dan berbaring nyaman di kasur bulu dadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar