Selasa, 10 April 2012

duda membara


Gwe bener bener nggak nyangka trip gwe ke Batam kali ini akan bersimbah sperma dari mantan laki temen gwe dan juga temennya. Gwe sendiri nggak nyangka akan ketemu sama Kang Ihsan (begitu biasa gwe manggilnya) di Batam ini dan tinggal di hotel yang sama dan juga kamar yang bersebelahan dan juga ada connecting door yang menghubungkan kamar masing masing.

Sore itu gwe baru ajah dari kolam renang hotel. Bukan untuk berenang, tapi abis ngeceng ngeliat cowok cowok yang lagi pada berenang. Pintu lift baru ajah akan nutup saat ada tangan yang berusaha mencegahnya dan spontan gwe langsung nekan tombol untuk buka pintu dan surprise banged begitu Kang Ihsan yang tergopo-gopo masuk sambil menarik koper dan diikuti seorang cowok lagi yang juga menarik koper. Kang Ihsan ternyata juga sama suprisenya begitu ngelihat gwe.

“eh kang ihsan,” sapa gwe begitu masuk.

“eh Gany?! Nggak nyangka bisa ketemu disini,” katanya. “Dalam rangka apa ini ke Batam?”

“Lagi liburan ajah nih Kang,” jawab gwe. “Kang Ihsan sendiri?”

“Biasa. Urusan kantor,” kata Ihsan. “oh iya, kenalin ini Rendi, Ren, ini Gany, temennya mantan istri gwe,”

“Halo, Rendi,” katanya mengulurkan tangan.

“Hai, saya Gany,” kata gwe menyambut uluran tangannya. Genggaman tangannya mantap sekali. Orangnya juga okeh dan bodynya masih proposional. Kalo diperkirakan sih, umurnya nggak beda jauh sama gwe deh. Beda sama Kang Ihsan, yang sekarang berumur 41 tahun dan perutnya udah sedikit agak membuncit. Tapi wajah gantengnya itu lho yang nggak tahan. Bego bener ya temen gwe minta cerai sama lelaki keren ini dan milih sama temen flirtingnya.

“Di kamar nomor berapa Kang?” tanya gwe lagi.

“hmm, 9012,” katanya sambil ngeliat keycard.

“Sebelahan dong. Saya di 9010,” kata gwe. Kang Ihsan dan Rendi hanya tersenyum. Gwe jadi malu sendiri karena gwe terdengar antusias sekali.

Keluar dari lift dan kita berjalan sambil mengobrol ke kamar masing masing.

“ini kamarku,” kata gwe.

“by the way, nanti malam ada acara nggak?” tanya kang ihsan.

“nggak ada. Kenapa kang?” jawab gwe balik bertanya penasaran.

“makan malam bareng yuk. Nggak apa apa kan Ren, kita makan bareng sama Gany?” kata kang ihsan.

“okeh okeh ajah gwe,” kata Rendi.

“gimana gan? Mau kan?” tanya kang ihsan lagi.

“okeh degh. Jam 7an ya kita jalan,” kata gwe.

Di dalam kamar gwe nggak habis pikir ngimpi apa gwe semalem bisa ketemu sama Kang Ihsan. Terus terang gwe suka banged sama Kang Ihsan dari saat pertama kali bertemu dan statusnya masih sebagai suami sah dan resmi temen gwe. Hmm. Mudah-mudahan malam ini gwe berkesempatan untuk mencicipi kontol Kang Ihsan dan sukur sukur juga bisa mencicipi kontol Rendi juga.

Tepat pukul tujuh bel kamar gwe bunyi dan Kang Ihsan serta Rendi udah nunggu. Keduanya tampak menawan dengan menggunakan T-shirt dan celana pendek selutut. Kita lalu menuju kawasan Nagoya untuk mencari makan.

Jam 10 malam kita balik ke hotel dan langsung menuju kamar masing masing. Setelah gwe cuci cuci badan, gwe nekad ngetuk connecting door yang menghubungkan dengan kamar 9012. Usaha gwe untuk dapat menikmati kontol kedua lelaki ini dimulai.

Rendi yang membukakan pintu.

“Sorry ganggu. Belom pada mau tidur kan?” kata gwe.

“Belom nih. Kamu sendiri?” kata Rendi balik nanya.

“Belom juga. Iseng sendirian. Boleh nimbrung sebentar,” kata gwe.

“Boleh ajah, mari,” kata Rendi.

Kamar mereka twin dan tampaknya Kang Ihsan sedang ada di kamar mandi.

“Kok liburan sendirian sih Gan? Nggak sama pacar?” tanya Rendi.

“Nggak punya pacar saya,” jawab gwe.

“Umurnya berapa sih emang?” tanya Rendi.

“31 and jomblo,” kata gwe. “kamu sendiri umur berapa? Dah married?”

“nggak beda jauh juga ya. Gwe 35 dan boro boro married. Pacar ajah baru putus,” kata Rendi.

“upps! Sorry,” kata gwe. Dan lalu mata gwe menangkap gerakan tangan Rendi yang singkat memegang selangkangannya.

“boleh nanya sesuatu yang agak pribadi nggak?” tanya gwe

“apaan? Tanya ajah,” kata Rendi.

“udah sering making love dong sama pacarnya,” kata gwe.

Rendi tertawa. “kenapa pengen tau? Kamu sendiri?”

“saya pacar ajah nggak ada. Mau ML sama siapa mas?” kata gwe

“sama gwe ajah. Mau?” kata Kang Ihsan yang tiba tiba keluar dari kamar mandi sambil mengenakan tshirtnya.

“heh?” gwe heran. Rendi pun memandang Kang Ihsan dengan melongo.

“gwe tau kalo loe ini homo dan loe sering merhatiin gwe dulu,” kata kang ihsan yang tiba tiba mulai bergue-elu. “kebetulan semenjak cerai gwe udah jarang ngentot lagi nih. Jadi mau kan loe puasin pejantan tangguh model gwe ini.”

“siapa takut,” tantang gwe dengan kerlingan nakal.

“yuk, di kamar loe ajah. Takut Rendi risih nanti,” kata Kang Ihsan sambil menepuk punggung Rendi.

Gwe kembali ke kamar gwe melalui connecting door dan Kang Ihsan membuntutin sambil melepas lagi tshirt yang baru saja dipakainya. Di kamar gwe Kang Ihsan langsung naik ke ranjang dan berbaring terlentang.

“Ayo! Pokoknya tugas loe jadi perempuan yang muasin gwe,” kata Kang Ihsan.

“emang itu mauku kang,” kata gwe sambil naik dan duduk mengangkang tepat diatas kontol Kang Ihsan yang ternyata sudah mengeras. “hmm. Udah nganceng negh kang,” kata gwe lagi sambil menggerakan pantat gwe ala pemain rodeo.

Gwe nggak sabar pengen banged ngemud kontol Kang Ihsan. Salah satu kontol yang udah lama gwe idam-idamkan. Gwe lalu mengambil posisi nungging diantara kedua kakinya dan menurunkan boxer yang dipakainya. Dan plop, kontol itu langsung ngacung keluar berdiri tegak begitu terpelas dari kungkungan boxernya.

Gwe mengurut kontol yang udah nganceng sepanjang 15 cm berdiameter 5 cm itu sementara lidah gwe mengilik kedua biji yang menggelantung dibawahnya.

“ahhhhh . . . . yeah . . . suck it . . .” desah Kang Ihsan yang mengganjal kepalanya dengan bantal sehingga dia bisa memperhatikan apa yang gwe perbuat dengan kontolnya.

Kontol Kang Ihsan gwe jilatin sekujur batangnya. Lidah gwe lalu menjilatin dipangkal kontolnya lalu lidah gwe naik menyusuri batang bagian bawahnya hingga di kepala kontolnya yang langsung gwe kilik lobang pipisnya dengan lidah gwe sambil mengulum kepala kontolnya. Cairan precum kang Ihsan mulai membanjiri mulut gwe. Puas mengulum kepalanya, sekarang kontol kang ihsan mulai gwe isep semuanya. Semuanya masuk kedalam mulut gwe, sampe rasanya gwe hampir tersedak. Asik mengisap kontol dari salah satu lelaki idaman, gwe nggak sadar kalo ternyata Rendi udah berdiri dibelakang gwe sambil meremas selangkangannya dan sudah bertelanjang dada.

“mau gabung Ren?” tanya Kang Ihsan.

Gwe menghentikan isapan gwe dan menoleh ke belakang. “Kang Rendi pengen disepong juga?” tanya gwe sementara tangan gwe mengocok kontol Kang Ihsan agar ngancengnya terjaga.

“tuh. Loe sepong dulu si Rendi,” kata kang Ihsan.

Gwe bangun dan lalu duduk dipinggir ranjang tepat didepan selangkangan Rendi dan membantunya melepaskan celana jeans selututnya. Gundukan kontolnya yang sudah nganceng menggunung dibalik celana dalam calvin kliennya. Gwe lalu menjilat tonjolan kontolnya itu. Dalam sekejap bagian depan celana dalam Rendi sudah basa campuran antara ludah gwe dan juga precum Rendi.

Nggak sabar pengen sepong kontol lelaki ini, gwe menurunkan celana dalamnya dan kontol Rendi sepanjang 16cm itu langsung gwe isep. Kepala kontolnya gw emut emut. Bijinya gw sedot sedot bergantian. Rendi mendesah nikmat dan pasrah membiarkan kontolnya gwe mulutin.

Puas ngisepin kontol kedua pejantan itu, sekarang gwe minta bukti kejantanan mereka yang sebenarnya. Ngentot! Bergantian gwe pasang kondom ke kontol Kang Ihsan dan Rendi lalu melumurkan dengan baby oil.

Gwe nungging dan kang Ihsan yang pertama ngentotin gwe. Dia langsung menyodokan kontolnya ke lobang pantat gwe. Gwe menjerit menahan sakit. Kang Ihsan tak perduli, dia langsung menggenjot lobang gwe dengan penuh nafsu. Sementara gwe dientot, Rendi berbaring terlentang disebelah gwe. Tangannya memintil kontol gwe yang berukuran mini.

“mau gantian Ren ngentotin dia?” tanya Kang Ihsan

“ntar ajah. Tunggu loe keluar dulu baru gwe,” kata Rendi.

Kang Ihsan terus ngentotin gwe tanpa ganti posisi sampe dia menyemburkan spermanya di dalam lobang pantat gwe. Setelah keluar semuanya, dia mencabut kontolnya dan balik ke kamarnya.

Lelah! Tapi gwe masih pengen dientot sama Rendi.

“udah, loe dudukin ajah kontol gwe,” kata Rendi. Gwe lebih seneng ngentot kayak gini.”

“gwe juga demen posisi ini,” kata gwe.

“kondomnya cabut ajah gan,” kata Rendi.

Gwe emang banged bareback sama Rendi. Kondomnya gw cabut dan gwe lumurin lagi baby oil ke sekujur kontolnya yang udah bebas dari kondom. Gwe lalu mengangkang dan kontol Rendi masuk dengan gampang karena lobang gwe masih terbuka bekas sodokan konto kang ihsan. Gwe mulai up and down diatas kontol Rendi.

Ngentot dengan Rendi sangat membuat gwe bergairah. Tubuhnya masih liat dan tangan gwe bersandar dan meremas dadanya yang bidang. Gwe lalu menjatuhkan badan gwe sehingga menindih Rendi dan mencium bibirnya. Gwe surprised dan senang saat Rendi membalas ciuman gwe. Tanganya meremas buah pantat gwe dan sekarang dia yang menyodok-nyodokan kontolnya. Gwe menegakan badan gwe lagi dan tak lama Rendi menyemburkan pejunya didalam lobang pantat gwe. Peju Rendi cukup banyak yang keluar dan semuanya mengalir keluar dari lobang pantat gwe.

Malam itu, Kang Ihsan dan Rendi bergantian ngentotin gwe. Dan sepulangnya dari Batam. Rendi menjadi cowok gwe. Dia ketagihan ngentot dengan gwe dan juga sepongan gwe. Walau begitu, Rendi masih mengijinkan gwe dientot sama kang ihsan jika pengen.

Dan sekarang gwe cukup puas bermonogami dengan dua pejantan sekaligus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar