Kamis, 19 April 2012

Duh Lekuk Tubuhnya



Sebut aja namaku Dimas, aku saat
ini berusia 20 tahun dan kuliah di
salah satu PTN ternama di Sby.
Walaupun sekarang di saat aku
menulis ceritaku ini, aku sudah
kembali ke jalan yang benar, aku
ingin berbagi cerita nyata
pengalamanku dulu ketika aku masih
menjadi seorang bisexual dan tertarik
terhadap sesama jenis.
Aku mempunyai seorang sahabat
sejak SMP, panggil aja dia dengan
nama Rio. Kita berdua begitu dekat
seperti layaknya saudara. Kita sering
curhat satu sama lain.walaupun kita
sama-sama jantan dan normal tapi
entah mengapa diantara kita timbul
adanya suasana saling memiliki yang
begitu dalam. Kala itu aku
mempunyai cewek dan aku ada
masalah dengan cewekku itu, lalu
aku curhat dengannya dan selalu dia
bisa memberikan solusi terbaik
buatku dan aku masih dapat
berpacaran dengan cewekku itu.
Pada suatu ketika aku bertanya
kepadanya, "selama ini aku lihat,
kamu kok belum punya pacar seh?"
"Males ah..", dia menjawab
sekenanya. "nagapain juga males,
kan kamu bisa punya seseorang
terdekat yang kamu sayangi, keibuan
dan bisa perhatian serta ngasih
support ke kamu?", tanyaku. "Ah,
percuma! Mana mau cewek sama
aku?", katanya merendah. "alah,
kamu gak usah sok merendah
gitulah..!", selaku. Kuakui, dia emang
orangnya cuek.
Namun, dibalik sikapnya yang cuek,
terpendam sebuah aura yang begitu
mempesona.Dengan postur tubuh 178
cm dan berat 65 kg, dia terlihat
begitu sexy. Kulitnya yang sawo
matang, dadanya yang bidangdan
perutnya yang rata, membuat dirinya
terlihat begitu mempesona dan
menggairahkan bagi cewek yang
melihatnya. Aku yakin gak ada
cewek yang gak suka ama dia,
mungkin dianya aja yang gak mau
terikat dengan suatu hubungan yang
disebut dengan pacaran. Dia selalu
mementingkan diri sendiri selama ini.
Dia selalu larut dalam hobinya main
basket dan sepakbola yang sama
seperti aku, namun aku tidak
sebegitu gila dengan olahraga itu.
Mungkin karena hobinya itulah yang
membuat dia memiliki tubuh yang
aduhai..
Pada suatu ketika, dia minta ijin aku
untuk tidur di rumahku. "Mas, ntar
aku tidur di rumahmu aja ya?",
pintanya. "Ngapain juga kamu minta
ijin segala?, kamu kan biasanya tidur
sini?" jawabku di telepon. "ah, kamu
gak usah sok sopan gitulah, biasa aja
napa?", jawabku. "ya iya, tapi aku
lagi butuh kamu nih?", katanya.
"Butuh apaan?, kamu ada ,
masalah?", tanyaku. "Udahlah,
ceritanya panjang, ntar aku ceritain
aja kalo aku sampe di rumahmu,
thanx yah..?", dia langsung menutup
teleponnya.
Jam, menunjukkan pukul 20.05,
terdengar suara bel rumahku
berbunyi, kuintip dari sela jendela
dan tampaknya dia sudah datang.
Dengan membawa tas yang
menggantung di punggungnya, dia
menungguku untuk membukakan
pagar. Langsung aja aku bukakan
pagar dan mempersilahkan dia
masuk. Kulihat raut wajahnya
berbeda daripada hari-hari biasanya,
"kenapa kamu?", tanyaku memulai
pembicaraan. "Gak pa-pa tuh?",
sahutnya. "udahlah kamu gak usah
nutupin, dari mukamu aja udah
kelihatan kalo kamu lagi ada
masalah..", lanjutku. "Mending kita
ngobrolnya di kamarmu aja yah?,
gak enak kalo ada yang denger..",
pintanya. Lalu aku dan dia bergegas
menuju kamarku. Maklum waktu itu
kedua orang tuaku lagi ke luar kota,
karena ada sodara yang sakit, jadi di
rumah ini hanya ada adikku dan
pembantu.
"Kemana orang tuamu?, kok sepi?",
tanyanya. "Lagi ke Malang, ada
sodara papa yang sakit", jawabku.
Di kamarku dia langsung rebahan di
kasurku yang cukup besar. Dalam
hati aku bertanya kenapa orang
tuaku ngasih tempat tidur segini
gede? Dari sorot matanya, kulihat dia
memendam sebuah masalah yang
berat. "Ada apa Io, kamu keliatannya
kok ada masalah gitu?, mungkin aku
bisa bantu?", tanyaku.
Akhirnya dia cerita panjang lebar
berkeluh kesah kepadaku bahwa
orang tuanya baru saja bertengkar.
Ayahnya selingkuh dan
selingkuhannya telah hamil. Ibunya
jelas tidak terima dan minta cerai.
Apalagi selama ini, ayahnya tidak
memberikan nafkah yang rutin,
walau aku tahu bahwa di
keluarganya termasuk keluarga yang
mapan, bahkan jauh berkecukupan.
Dia cerita bahwa, ayahnya baru saja
terlibat cekcok dengan ibunya.
Ayahnya menampar dan memukul
serta menendang ibunya di depan dia
dan adik-adiknya.
Kulihat ketika dia bercerita, matanya
tampak berkaca-kaca. Akhirnya,
sosok yang aku lihat selama ini
begitu jantan dan berwibawa, bisa
juga larut dalam kesedihan dengan
mengalirnya air mata di pipinya yang
cekung dan rahangnya yang kokoh.
Dia menangis, dia tidak menyangka
bahwa ayahnya selama ini yang
begitu dihormati dan ia segani, tega
menganiaya ibunya di depannya dan
adik-adiknya. Kulihat dia membuka
tasnya dan mengeluarkan sebuah
botol minuman keras impor. "Apa-
apaan ini?, sejak kapan kamu coba-
coba minum gituan Io?", tanyaku.
Padahal selama ini, aku lihat dia
begitu bersih dari yang namanya
rokok apalagi miras.
Dia cerita sejak, masalah
keluarganya timbul, dia mulai coba-
coba miras dan akhirnya ketagihan
sampe sekarang. "Kamu mau?",
tawarnya. "yah, rejeki kok ditolak?",
jawabku. Emang dibanding dia, aku
lebih sering minum dan ngerokok.
Pikirku, karena udah lama gak
dugem ama temen-temen, mending
dugem aja di rumah sendiri. Apalagi
ortuku kan lagi pergi.
Akhirnya aku ikut juga menikmati
miras yang dibawanya. Setengah
jam kemudian, kepalaku terasa
berat. Aku mabuk dan dia juga
terlihat sama seperti aku. "Sexy
banget se kamu, Mas..", katanya.
Memang dengan posturku yang 179
cm dan 67 kg, bodiku terlihat sexy,
Walau kulitku tidak secoklat dia,
kulitku lebih putih memang dan
berotot walau tidak kekar-kekar
amat. Ini karena aku rajin berenang
dan fitnes di deket rumahku. Gak tau,
kenapa tiba-tiba hawa di kamarku
begitu gerah, langsung aja aku buka
kaosku dan kini tinggallah aku
dengan celana pendek tanpa CD.
"Gak kebiasaan pake CD, yah?",
tanyanya. "Emang..!", jawabku dalam
kondisi mabuk. Kulihat dia juga
merasa panas, padahal semua
jendela kamar sudah terbuka dan
angin semilir menerobos masuk, tapi
tetap aja panas dan gerah meliputi
kamarku ini.
Aku rebahan di sampingnya, kulihat
dia berdiri mulai melucuti kaosnya
yang berwarna hijau dengan motif
mobil VW di tengahnya, lalu dia
masuk ke kamar mandi yang ada di
dalam kamarku. Selagi dia ke kamar
mandi, ada rasa kantuk yg
menyerang. Aku akhirnya bergeser
lebih ke pinggir dan menghadap
tembok. Ketika aku terbuai dengan
rasa kantukku, sayup-sayup
terdengar deritan pintu kamar
mandiku terbuka. Aku tidak
memerdulikannya. Lama-lama aku
penasaran juga, ngapain tuh anak di
kamar mandi lama banget. Langsung,
aku membalikkan badanku dan
terlihat seonggok tubuh kekar yang
ramping namun begitu padat berisi
dengan kulit sawo matang dan
hanya mengenakan CD, Rio begitu
sexy dan eksotik.
Tak sadar, akhirnya kontolku mulai
menegang, Kulihat ada batang yang
begitu besar menyembul dari CDnya.
Rupanya dia terangsang juga melihat
keatletisan tubuhku. Lama juga kita
terpaku saling berpandangan.
Sorotnya begitu tajam, melihatku dari
ujung kaki sampai ujung rambut,
seolah-olah harimau yang siap
menerkam mangsanya.
Tiba-tiba dia langsung rebahan di
sampingku dengan hanya
menggunakan CDnya. Wajah kita
saling berhadapan dan bibirku dan
bibirnya hanya tinggal satu jengkal
lagi untuk menempel. Karena udah
saking ngantuknya, kupejamkan
mataku tak memerdulikannya. 5
menit kemudian, kurasakan ada
ciuman hangat yang selama ini
belum pernah aku rasakan
sebelumnya di bibirku.
Ketika kubuka mataku, kulihat dia
begitu bergairah melumat bibirku,
lidahnya bermain-main di dalam
rongga mulutku. Entah mengapa aku
begitu terbuai dengan kenikmatan ini.
Tak kusia-siakan kesempatan ini,
kubalas lumatannya dan aku peluk
tubuhnya. Lidahku mulai bergerilya,
ke lehernya, kupingnya, semakin
lama, makin turun dan kujilat puting
susunya yang coklat.
"Oooaahh.. hmm.. ouhh.. sshh.. sshh..
aahh", terdengar erangannya
membuatku semakin terangsang.
Kontolku yang sudah menegang
sejak tadi, akhirnya mengeluarkan
precum yang lumayan banyak.
Sampailah lidahku ke tempat
sensitifnya, kujilat garis pinggul di
bawah perutnya dan dia begitu
menggelinjang dan mengerang-erang
keenakan.
Dia menjambak rambutku, "ayoo,
Maass.. hisap kontolku.., aku uddaahh
ggak tahaann..". Tanpa dikomando
langsung aja kupelorot CDnya
sampai lepas semua. Dan kulihat
pemandangan yang selama ini hanya
kulihat pada diriku. Kontolnya begitu
besar dengan panjang kira-kira 23
cm dan diameter 4 cm, terlihat basah
juga dengan precum yang keluar
sama banyak dengan milikku. Begitu
mengkilat terkena sorot lampu kamar
dengan urat-urantnya yang tampak
jelas, langsung aja kulumat habis
sampai mulutku tak cukup karena
ukurannya yang begitu besar. "aahh..
eehhmm.. aahh.. oohh, Maass,
kammu begitu pandai", erangnya
sambil terus menjambak rambutku.
Aku lumat terus kontolnya dan dia
begitu kegelian. "oohh.., Maass..,
akhirnya dapat kurasakan hangat
mulutmu..", gerangnya. Kujilat juga
dan kusedot-sedot buah zakar alias
testisnya kanan dan kiri. Kubuka
pahanya lebar-lebar dan kujilat juga
anusnya dengan buas, kumasukkan
lidahku ke dalam anusnya. "oohh,
Mass..enaakk.. banggeett..",
celotehnya.
Rupanya dia juga ingin mencicipi
tubuhku, dalam sekejap dia sudah
nerdirri tegak di hadapanku. Kulihat
napasnya tersengal-sengal, tak
beraturan. Dia, telanjang bulat..!!
Dalam hati aku berkata,
"Duh..lekuknya..!!, indah sekali..,
begitu eksotik dan menggairahkan",
matapi kemudian dia bergumam,
"Sori, maafkan aku Mas. Aku telah
berbuat yang semestinya tidak kita
lakukan sebagai cowok normal..".
"Sudahlah, aku juga menikmatinya,
kok.., aku kan juga pengen ngerasain
tubuh seorang cowok, lagipula
cewekku akhir-akhir ini dingin sama
aku..", jawabku. "Tapi, kamu gak apa-
apa kan, Mas..??", tanyanya.
Tanpa banyak basa-basi, kulepas CD
yang masih menempel, dan akhirnya
kita berdua sama-sama telanjang
bulat bagaikan bayi yang terlahir
kembali. Dia tersenyum manis begitu
mempesona. Gantian dia sekarang
menindihku, mencumbuku,
merengkuhku dengan dekapannya
yang hangat. Bibirku dilumatnya lagi
habis-habisan, deru nafasnya dengan
aroma alcohol yang masih tersisa,
semakin membuat aku terlena dalam
buaiannya. Rupanya ilmuku
bercumbu mulai dia terapkan di
tubuhku. Setelah dia menggelinjang
kegelian, dia merasa gak enak kalo
gak buat aku menggelora juga dalam
lautan nafsu birahi ini, pikirnya.
Aku hanya bisa berdesah, dalam hati
aku berpikir bahwa
belum pernah
aku dicumbu seperti ini, dijilat,
dimanja seperti ini. "AAhh..
eehhmm..", gumamku. Tubuhku
menggelepar tatkala ia memainkan
lidahnya di lubang telingaku, lalu
turun ke leher kanan dan kiri.
Kepalaku terombang-ambing ke kiri
kanan menikmati kegelian ini.
Nafasnya terdengar terengah-engah
sampai-sampai tak ada satu
jengkalpun dari bagian tubuh atasku
yang tak luput dari jilatan mautnya.
Ternyata dia begitu lihai, membuatku
larut dalam permainan ini. Kurasakan
lidahnya sudah sampai di bagian
yang bagiku merupakan titik
lemahku, yaitu di garis pinggul di
bawah perut.
"Aaahh.., oohh..Rioo..!!, aku berteriak
sejadi-jadinya merasakan geli yang
amat sangat. Lama juga dia
memainkan lidahnya di bagian
tubuhku itu. Batang kontolku yang
dari tadi sudah menegang,
dipegangnya, dikocok-kocoknya.
Batang kontolku yang hampir
seukurannya, dia mainkan dan tiba-
tiba kurasakan dia mulai melahap
kontolku, maju mundur, naik turun
mulutnya mengulum benda pusakaku
ini. Terdengar suara basah dan becek
atas gesekan mulutnya dengan
kontolku. "aahh..Rio..kamu pintaarr
seekkaalii..!!", pekikku. Mendengar
eranganku ini, dia semakin buas.
Tapi, tiba-tiba kudorong kepalanya,
"Puaskan aku Rio, bikin aku bahagia
malam ini.Aku ingin benar-benar
mencicipi tubuhmu yang indah.",
kataku. "Jangan..!!gak..!!", tolaknya.
"Udahlah sayang, please..", pintaku.
Luluh juga akhirnya, dia merelakan
tubuhnya yang masih perawan untuk
aku nodai. Kubimbing ia untuk tidur
terlentang, sepertinya dia sudah
pasrah. Kubuka pahanya lebar-lebar,
kubasahi kontolku dengan air liurku,
pelan-pelan kutempelkan di duburnya
dan dengan sedikit tenaga, akhirnya,
blless..baru seperempat kontolku
masuk di duburnya, dia berteriak
kesakitan. "Jangaann, Mass..!!, Tega
sekali kamu..!!"."Ayolah,
sayang..nikmati aja..lama-lama akan
terasa enak", rayuku.
Lima menit kemudian, desahannya
mulai berubah. Dari yang tadinya
terdengar kesakitan, kini terdengar
dia begitu menikmati sodokanku.
Saking sempitnya lubangnya, aku
hanya bisa merem melek menahan
nikmat yang ternyata tak beda jauh
dengan lubang milik cewekku.
Kontolku maju mundur, clleep..
cclleepp.. clleepepp..terdengar suara
becek gesekan kontolku di
duburnya.."Ooohh, Maass..nikmat
sekalii..", rintihnya.
"Teruuss, Maass..lebih daleemm..",
pintanya. Kutarik, keluar kontolku dan
langsung kuhunjamkan keras-keras
ke duburnya seiring teriakannya
menahan sakit sambil meringis.
Dipegangnya pantatku yang padat
dan ditariknya, dimaju
mundurkannya sehingga kini
kontolku yang 23 cm dengan urat-
urat yang juga menghias, dapat
terbenam masuk semua ke
duburnya."Ioo.., aku mau keluar..",
kataku. Rupanya dia tidak
menghiraukan, 7 menit kemudian
tiba-tiba kurasakan seluruh tubuhku
bergetar, sendi-sendiku terasa lepas,
sukmaku terasa lepas melayang ke
langit ketujuh, dan akhirnya
crroott..croott..crroott air spermaku
keluar di dalam duburnya, langsung
kucabut keluar dan kusisakan sedikit
di luar."aahh..oohh..", pekikku.
Kucium lembut bibirnya, pipinya
lehernya. Terlihat matanya begitu
hangat dengan sorotnya sambil
tersenyum, dia membalas pagutanku.
Dia mengelus rambutku, merangkul
pundakku. Kutindih badannya, kita
saling berpelukan seolah jiwa kita
menyatu.
"Makasih ya Io, kamu telah
memberikan kesan mendalam
bagiku", kataku. "Sama-sama..", kamu
juga telah mengurangi perasaan
sedihku malam ini. Tak adil rasanya
kalau tidak kupuaskan juga dirinya.
Kontolnya yang masih ngaceng,
langsung aku raih, aku kocok-kocok
dan aku lumat dengan mulutku.
Saking begitu besarnya dan aku
paksakan masuk semua, terkadang
terasa aku mau muntah, untungnya
masih bisa kutahan. 10 menit
kemudian, "oohhmm.. eehhmm..
aahh.. yyeeaahh, Maass.. terruuss",
akkuu maauu keluuaarr..", rintihnya
menahan nikmat. Semakin liar aku
melumat kontolnya yang lama-lama
makin mengeras dan aahh.. oohh..
dia berteriak diiringi cairan
spermanya yang begitu banyak di
mulutku. Langsung aja aku telan
habis dan masih kulanjutkan
lumatanku, kusedot habis spermanya,
kujilat hingga bersih seluruh miliknya,
Tak lupa, buah zakarnya yang
menggantung padat.
Aku berbaring disebelahnya..dan
tanpa sadar..kita tertidur. Keesokan
paginya dengan keadaan kita yang
masih telanjang bulat, dia berkata
"Mas, maafkan aku..!!". "tadi malam,
aku telah merusak jiwamu.." Sambil
menghela napas panjang, aku
berkata "Kita impas, kita saling
mengotori diri kan ..??, semoga ini
menjadi yang pertama dan terakhir
bagi kita". "yah, sebaiknya begitu",
jawabnya. Dia mengatakan bahwa
ketika dia tadi bangun, dia merasa
menyesal telah berbuat ini semua
dan aku juga merasa aku telah
mengkhianati diriku, aku telah
menginjak-injak kodratku sebagai
laki-laki.
Sejak saat itu, kita berjanji tidak
akan pernah mengulanginya lagi.
Seminggu lamanya, aku tidak
berjumpa dengannya. Tak ada kabar,
telepon, bahkan SMS darinya.
padahal biasanya tak pernah luput
komunikasi antara kita. hari-hari
berlalu dan akhirnya aku kedatangan
sesosok yang telah akrab denganku.
Rio kembali. Dia datang berdua
dengan ceweknya. Dia mengenalkan
ceweknya yang ternyata sahabat
cewekku juga. Aku begitu bahagia,
dia telah menemukan cinta sejatinya.
Aku sungguh bahagia dan kangen
dengan canda tawa bersamanya,
gurauanku, makianku terhadapnya
yang dulu sering terlontar.
Kudengar ternyata ayahnya sudah
menceraikan ibunya, walau mereka
masih saling bertemu. Ayahnya lebih
memilih hidup dengan kekasih
gelapnya, namun ibunya kini menjadi
pengusaha katering ternama di
Surabaya ini.
Sampai saat ini, aku masih berteman
akrab dengannya, walau intensitas
kita bertemu tidak sesering dulu
karena kita beda kuliah, namun tiap
malam minggu kita selalu pergi
berempat. aku ama cewekku dan dia
dengan ceweknya, kita jalan bareng,
nonton bareng, maem bareng main
timezone bareng dan playstation
bareng. semuanya masih sama
seperti yang dulu, namun aku
bersyukur. Dia telah menyelamatkan
aku dari lembah hitam gay, yang
hampir aku terjerumus ke dalamnya.
Aku bersyukur telah memiliki seorang
sahabat, bahkan lebih dari saudara
sekalipun yaitu Rio.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar