Tangan Diborgol Dan Digagahi 2 Polisi.
Biasanya
kalau pemilik kendaraan yang aku tilang telah memberi uang, maka dengan begitu
mudah aku bebaskan. Tapi, kali ini aku punya ide. Ketampanan dan postur
tubuhnya yang atletis membuatku ingin menjebaknya dalam permainanku. Akua tak
ingin, hanya dalam khayalan saja. Ini saatnya keinginanku menjadi suatu
kenyataan. ;Aku tak menerima sogokan. Motor anda harus ditilang,;ku lihat
wajahnya semakin pucat karena ketakutan. ;Tolong Pak, itu bukan motor
ku....aku.... ;Tapi, peraturan tetap peraturan... Sekali lagi ku pandangi
wajahnya yang begitu tampan. Terlihat ada belahan di dagunya. Hidungnya mancung
dengan alis yang menaungi mata besarnya berwarna hitam pekat. ;Begini saja...,
motor ini dengan terpaksa aku bawa. Kamu bisa mengambilnya malam ini di alamat
ini,;Aku memberikan kartu namaku padanya. Ku lihat pemuda itu pergi dengan
lunglai. Aku hanya tersenyum. Aku tak mungkin melepaskan begitu saja pemuda
tampan itu. Ku lihat KTPnya yang aku ambil. Namanya ADIYASA PRATAMA. Usianya
baru 23 tahun. Empat tahun di bawah usiaku.Aku gelisah sendiri. Aku hanya
mondar mandir tak karuan. Aku sengaja tak membuka pakaian seragamku. Sebab, aku
harus tampil formal. Ku lihat arlojiku telah menunjukkan pukul 21.00. Hatiku
bertanya-tanya, apakah pemuda yang bernama Adiyasa itu akan datang malam ini ?
Aku sangat menginginkannya. Aku ingin memeluk dan mengecup bibirnya. Dan...aku
akan memainkan kepunyaannya dan menggagahinya. Itu yang ku inginkan darinya.
Adiyasa.... ;Tok...tok....!!; Bunyi ketukan pintu itu membuat aku berdebar. Aku
membuka pintu dengan harapan pemuda itu yang datang. Ternyata dugaanku salah.
Yang ada di hadapanku Riyaz, teman dekatku. Ku lihat ia juga masih mengenakan
seragam, dan tampak gagah. Riyaz, juga tampan. Namun aku tak berani jika
menyalurkan keinginanku dengan teman seprofesi. Aku takut perbuatanku
terbongkar. ;Apa aku boleh masuk ?;tanya Riyaz dengan senyumannya yang memikat.
;Tentu saja boleh... ;Aku baru pulang dari Indramayu. Boleh aku menginap di
sini ?;tanyanya sambil menjatuhkan pantatnya yang sexy di sofaku. Aku
kebingungan.Bagaimana aku ingin melaksanakan rencanaku terhadap Adiyasa. Aku
berdo’a agar Adiyasa datang besok malam saja. ;Kenapa kamu kelihatan bingung
?;tanya Riyaz. ;Aku heran, kamu tumben ke sini. Mau nginap lagi ?;Aku
tersenyum. Duduk di sisinya. ;Lagi kesepian...,;Riyaz mendongakkan kepalanya
dengan kedua tangannya dibelakang pundak. ;Emang isteri kamu kemana ?;Aku tahu
Riyaz sudah menikah 2 bulan yang lalu. ;Ternyata punya istri itu nggak
enak...,;desahnya kemudian. ;Kenapa ? ;Banyak keinginan dan memuakkan,;Ujar
Riyaz sambil menatapku penuh arti. Aku jadi heran. ;Boleh kan aku nginap di
sini ?;tanyanya penuh harap. Aku mengangguk tanpa berani menolak. Pikiranku
tertuju dengan rencanaku terhadap Adiyasa. Aku dan Riyaz berbincang banyak. Aku
sangat menikmati senyumnya.Hingga aku berandai-andai, jika Riyaz mau mengerti
perasaanku menuntut untuk dilampiaskan. Apalagi saat Riyaz mulai menyinggung
masalah hubungan intim. ;Hubunganku dengan isteri memburuk, saat aku....
;Kenapa ?;Ku lihat ada mendung di wajah Riyaz. ;Aku bingung untuk memulai
ceritanya,;Riyaz tersenyum hambar. ;Semoga aku bisa bantu... ;Baiklah...
Melihat wajah Riyaz, untuk sesaat aku melupakan Adiyasa. Kini di benakku,
apakah aku bisa memeluk dan menggagahi Riyaz. Ia tampan dengan tubuh kekarnya,
sangat merangsang, membuat kepunyaanku horny. ;Setiap kali aku akan
berhubungan, kepunyaanku langsung loyo. Padahal sebelumnya sempat ereksi....
;Mungkin kamu lagi capek, atau nggak konsentrasi,;ujarku menimpali. ;Aku
takut... ;Taku bagaimana ? ;Aku takut impoten...,;keluhnya kemudian. ;Boleh aku
lihat punyamu ?;tanyaku memberanikan diri. Penasaran juga aku
jadinya.;Boleh...,;jawabnya membuat hatiku kegirangan. Ku lihat ia mulai
membuka ritsluiting celana coklat seragamnya. Aku menantinya dengan dada
bergemuruh. Riyaz melorotkan celananya tanpa malu-malu. Aku terpana dibuatnya.
;Lihatlah...,;Riyaz menunjukkan kontolnya yang masih loyo. ;Apakah kamu bisa
mengobati orang yang impoten ?;tanyanya kemudian sambil menatapku penuh harap.
;Aku coba,;jawabku sambil mulai mengelus dan mengusap kontolnya.Aku merasakan
bermimpi bisa memegang kontol Riyaz. Tidak !! Aku tidak bermimpi. Ini kenyataan
!! Aku benar-benar merasakan kehangatan menyentuh telapak tanganku. Aku
merasakan denyutan di batang kontolnya yang mulai ereksi. Aku senang
melihatnya.;Ereksi....,;desisku. ;Teruskan, Rif...,;Riyaz kenikmatan. kontolnya
semakin mengeras dan aku bisa mengira-ngira panjangnya bisa mencapai 18 cm. Aku
jadi bernafsu melihatnya. Kepala kontolnya tampak mulai mengkilap oleh mani.
Aku tahu Riyaz terangsang. Aku memberanikan diri mulai mengulum dan menghisap
kontol Riyaz. Ini untuk pertama kali dalam hidupnya melakukan hal itu. Rasa
asin dan gurih menyentuh lidah dan tenggorokannya. Mata Riyaz merem melek
sambil menikmati servis yang ku berikan. kontolnya keluar masuk di dalam
mulutku. Aku berdiri dan kami saling memandang. Dari melihat tatapan matanya,
aku bisa memahami, kalo Riyaz ingin aku menggagahinya. ;Kamu tidak impoten,
Yaz. Keinginan sexualitas mu menuntut untuk sesama jenis,;ujarku. ;Benarkah
?;Ada binar di matanya. ;He-eh,;Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum.
;Maukah....malam ini kamu melayaniku ? Aku ingin sekali...,;pintanya yang
membuatku senang. ;Tentu saja, Yaz. Aku juga membutuhkanmu malam ini...,;bisikku
sambil memeluk Riyaz.Dan ia menyambut pelukanku. Kami saling berciuman. Ku
lumat bibirnya dan lidah kami menari-nari mengikuti desahan nafas. Tangan Riyaz
mulai merayap ke selangkanganku. ;Celanamu dibuka ya ?; Pinta Riyaz. Aku
menganggukkan kepala. Ku biarkan, Riyaz jongkok dan membuka celana coklatku.
Hingga ia mendapatkan kontolku mengeras tepat di depan wajahnya. Tak urung
kontolku pun ia emut. Aku merasakan kenikmatan tiada tara. Kenikmatan yang
selama ini ku inginkan. Pengalaman pertamaku yang tak mungkin aku lupakan.
Dalam sekejap aku dan Riyaz telah telanjang bulat. Posisi kami pun sudah 69.
Aku begitu asyik menghisap dan mengulum kontolnya yang mengeras bagai kayu.
Urat-urat di sekitar batang kontolnya menyembul menampakkan keperkasaannya. Aku
sangat menyukainya. Di lubang kontolnya cairan mani yang tampak bagai dipernis
mengkilap. Sebaliknya, Riyaz dengan liar menghisap dan mengemut kontolku. Enak
dan nikmat sekali yang ku rasakan. Aku benar-benar blingsatan di
buatnya.Rasa-rasanya tak tahan lagi aku ingin memuncratkan spermaku. Namun aku
ingin spermaku muncrat di lubang anus Riyaz yang pasti sempit dan enak. Itulah
yang kubayangkan saat ini. ;Riyaaz....,;bisikku. ;Ada apa ??;tanyanya
menghentikan aktivitasnya terhadap kontolku. ;Aku...aku ingin fucking kamu,
boleh ?? Riyaz memandangku. Kami saling menatap penuh makna. Ku lihat wajah
tampan Riyaz tersenyum. ;Kamu telah berjasa buatku, Rif. Aku tak mungkin
menolak...,;jawabnya sambil melingkarkan tangan kekarnya ke leherku. Aku pun
membalasnya dengan hangat. Kami saling berciuman. Lalu aku mulai menindih tubuh
Riyaz. kontol kami saling bertemu dan bergesekan satu sama lainnya. Sangat
nikmat sekali. Kemudian kedua kaki Riyaz aku angkat dan dibuka lebar-lebar. Ku
lihat, lubang anusnya tertutup oleh bulu-bulu yang menggairahkan. Nafsuku
semakin meledak-ledak. Ku sibak bulu-bulu itu hingga lubang anus Riyaz dengan
mudah ku pandang. Betapa lubang anus itu idamanku selama ini. Aku mendekatkan
wajahku ke selangkangannya dan mulai menjilat buah kontolnya yang
menggelantung, lalu turun ke bawah tepat di lubang anusnya yang harum. Lidahku
mulai menari-nari di sekitar lubang anus itu, bahkan ujung lidahku mulai
menyusuk ke dalam lubang anus yang indah itu. ;Ahhhh....ohhhh !!;Riyaz
menggeliat kegelian. Aku yakin ia merasakan kenikmatan. ;Kamu tidak jijik, Rif
?;tanyanya sambil menahan kegelian. ;Tidak. Aku malah menyukainya...,;ujarku
sambil kembali menjilat lubang anusnya.Aku telah melumuri kontolku dengan
minyak zaitun yang tadi sore aku beli. Sehingga tampak kontolku mengkilap bagai
dipernis. Kemudian tak lupa aku melumuri juga lubang anus Riyaz dengan minyak
zaitun tersebut. Ini bertujuan, agar aku dengan mudah memasukkan kontolku ke
dalam lubang anus temanku itu. Jariku mulai menari-nari dan keluar masuk
mempermainkan lubang anus Riyaz. ;Auuhh...!!;Riyaz menggelinjang bagai cacing
kepanasan. Riyaz mengambil posisi menungging. Pantatnya yang kenyal berisi
sangat menggodaku. Aku mulai mengarahkan kontolku ke lubang anus Riyaz yang
mengkilap karena telah ku lumuri dengan minyak zaitun. Dan perlahan-lahan,
kepala kontolku mulai menyentuh dan memasuki lubang kenikmatan itu.
;Akhhh...ss...sakiiit....,;Riyaz merasakan perih. Aku tak mempedulikan lagi
erangan itu. kontolku terus ku tekan masuk. Terasa sempit dan seret. Tak dapat
ku ungkapkan dengan kata-kata betapa nikmatnya. Kini seluruh kontolku telah
amblas masuk. ;Sss...saakitt....Rif....,;keluh Riyaz. Matanya merem melek. Aku
mulai menghentak-hentak bagai memacu kuda. kontolku mulai masuk keluar
mengaduk-aduk lubang anus Riyaz. Di ruangan kamar itu yang ada hanyalah suara
desah dan erangan kami.Inilah untuk pertama kalinya aku melakukan hal ini. Dan
khayalan-khayalanku menjadi kenyataan. Ini yang selama ini ku inginkan.
Kenikmatan yang tiada duanya. Aku semakin keras menghentak-hentak. Pantat sexy
ku turun naik seirama dengan desah dan erangan. Tak ku pedulikan Riyaz yang
kesakitan. kontolku semakin cepat keluar masuk di lubang anusnya. Lama kelamaan
tak kudengar lagi erangan Riyaz, kini yang hanya terdengar desahan. Aku
mendekapnya tanpa menghentikan aktivitas kontolku. Lehernya ku pagut, dan
lidahku menyapu belakang telinga Riyaz. ;Terus...teruuuusss....auuuuh !!;desah
Riyaz. Aku tahu, kini ia merasakan kenikmatan. Hentakan ku semakin cepat dan
kuat. Aku merasakan ada sesuatu yang akan dimuntahkan kontolku. Desirannya
terasa dari ubun-ubun hingga ke bagian selangkanganku. Ku benamkan kontolku
dalam-dalam hingga amblas semuanya. Aku ingin memuntahkan spermaku ke dalam
lubang anus Riyaz yang nikmat. ;Aku mau keluarrr...,;bisikku ke telinga Riyaz.
Ku lihat ia tersenyum. Tubuhku mulai mengejang. Ku dekap erat-erat tubuh
Riyaz.Aku tak tahan lagi untuk bertahan. Hingga akhirnya.....
;Creeettt....crooott !!;Spermaku menyembur keluar memenuhi lubang anus Riyaz.
;Aaahhhhh.....nikmaaatt....,;Aku memuntahkan semua spermaku hingga tuntas.
Tubuhku mulai loyo. Namun aku tak mau mengeluarkan kontolku dari lubang anus
Riyaz. Aku sangat betah dan menikmatinya. ;Sekarang giliran aku...,;pinta
Riyaz. Aku pun mencabut keluar kontolku. Aku sangat capek bagai orang yang
habis dikejar anjing. Aku berbaring terlentang. Ku biarkan Riyaz mulai
mengangkat kedua kakiku dan lidahnya menari-nari di lubang anusku. Geli dan
nikmat yang ku rasakan. Desah nafasnya menghangatkan selangkanganku. kontolku
yang tadi mulai loyo, tiba-tiba berdenyut-denyut dan kembali mengeras. Ku
lihat, Riyaz mulai melumuri lubang anusku dengan minyak zaitun, lalu jarinya
mulai keluar masuk. Dari mulai satu jari hingga tiga jari masuk ke lubang
anusku. Aku berusaha menahan sakit. Kakiku diangkat, hingga pantatku naik.
Riyaz mulai mengarahkan kontolnya ke lubang anusku. Aku memejamkan mataku. Dan
tiba-tiba ku rasakan sesuatu yang keras menghantam membuatku terlonjak
kesakitan. ;Aaakhhh..!!;Aku berusaha menahan rasa perih di anusku. Aku berusaha
menikmati gesekan kontol Riyaz yang keluar masuk menghentak-hentak penuh nafsu.
;Rif...pantatmu enaaak...oohhhh, ini benar-benar syurgaa.... ;Augh....uuhhh
!!;Aku hanya bisa mengerang.Hantaman kontol Riyaz semakin cepat. Tubuhku bagaikan
cacing kepanasan dibuatnya. kontolku menegang, ada kenikmatan mengalir perlahan
ke sekujur tubuhku. Sambil menghentak-hentak, Riyaz melumat bibirku. Deru
nafasnya bagai serigala kelaparan. Riyaz benar-benar gagah. ;Aku...mau
keluarr....Rif,;bisiknya ke telingaku. Aku tersenyum. Apalagi sambil
menghentak-hentak, tangan Riyaz dengan nakal mengelus kontolku yang sudah
ngeceng dari tadi. Hentakan Riyaz semaking keras, membuat aku meringis. Aku
tahu, Riyaz tak tahan lagi untuk menyemprot spermanya ke dalam lubang anusku.
Dihujamnya dalam-dalam sambil memelukku dengan erat. Kurasakan Riyaz menggigit
leherku sambil mengerang.;Aaaaakh.....uuuuuh !! ;Croot...crooot...!!;Riyaz
menumpahkan spermanya yang banyak ke dalam lubang anusku. Ku rasakan kehangatan
di lubang anusku. Membayangkan semuanya, membuatku horny. Riyaz masih tetap
mengocok kontolku, hingga akupun orgasme. Kami tersenyum puas. Riyaz mengecupku
berkali-kali. ;Kamu telah membuatku bahagia, Rif. Aku baru menyadari,
sesungguhnya ini yang aku butuhkan.... ;Aku pun bahagia...sayaang...Aku terjaga
saat pintu rumah diketok beberapa kali. Begitupun Riyaz. Aku dan Riaz segera
mengenakan pakaian. Aku masih terasa capek. Ku coba menyisir rambutku, agar tak
kelihatan acak-acakan. ;Siapa, Rif ?; Tanya Riyaz. Aku hanya menggelengkan
kepala. Aku meninggalkan Riyaz yang masih di kamar. Saat ku buka pintu, ku
lihat wajah tampan tersenyum penuh hormat. Pemuda itu datang juga. Untuk
beberapa saat aku telah melupakan janjiku pada pemuda ini. Adiyasa kini berdiri
di depanku. ;Maaf, terlambat Pak. Tadi aku nyasar.... ;Mari masuk...,;Aku
berusaha tetap menjaga wibawa sebagai polisi. ;Apa aku boleh mengambil kembali
motor ku ?;tanyanya setelah duduk. Aku memberanikan diri memandang wajah
tampannya.Bibirnya yang merah sangat menggodaku untuk mencium dan melumatnya.
;Boleh. Ikut aku sekarang...,;ujarku. Aku mengajak Adiyasa ke kamarku, lalu
dengan paksa aku memeluk tubuhnya. Riyaz tersenyum melihat apa yang ku lakukan.
;Apa-apaan ini ??;Adiyasa kaget. Ia berusaha menepis pelukanku. Ku lihat Riyaz
juga mulai memeluk Adiyasa yang meronta-ronta. Aku dan Riyaz bekerjasama
mencopot semua pakaian yang melekat di tubuh Adiyasa. Nafsu telah membuatku
semakin ganas. ;Lepaskan aku !! Aku lelaki normal !! Lepaskan !! ;Layani
kami....sayaang... Riyaz mengeluarkan borgol, sedangkan aku membaringkan tubuh
Adiyasa di ranjang. Memang agak sulit, karena Adiyasa terus meronta.Namun,
karena aku dan Riyaz telah dimabuk nafsu, akhirnya kedua tangan Riyaz berhasil
diborgol dalam keadaan miring. ;Kamu hebat, Rif. Dapat dari mana cowok ganteng
ini ?;Tanya Riyaz sambil membuka kembali pakaiannya. ;Nanti aku ceritakan. Kita
nikmati dulu tubuh yang sudah bugil ini,;ujarku yang penuh nafsu melihat tubuh
Adiyasa. ;Kalian polisi bejat !!;Bentak Adiyasa dengan sorot mata yang penuh
amarah. ;Tenang ganteng, kamu akan ketagihan....,;ujarku mulai menindih tubuh
Adiyasa. Sejak melihat pemuda ini aku memang mengkhayal bisa menikmati tubuh
kekarnya. Aku dan Riyaz kembali telanjang bulat. Kami berdua ingin mengefuck Adiyasa
secara bergilir. kontol kami masing – masing sudang ngeceng kembali mengeras
siap untuk bertempur. Wajah Adiyasa tampak pias ketakutan.;Jangan kalian
lakukan !! Ku mohon...aku lelaki normal !!;Adiyasa memelas. Aku mengangkangi
wajah Adiyasa, mulut pemuda itu aku sumpal dengan kontolku. kontolku mulai
keluar masuk di mulut Adiyasa. Enak banget. Sebaliknya kulihat Riyaz sibuk
menghisap kontol Adiyasa. Setelah puas menghisap kontolnya, Riyaz mengangkat
kedua kaki Adiyasa, aku segera beralih memegang kedua kaki itu. Sehingga Riyaz
dengan leluasa menjilat lubang anus yang masih virgin itu. Aku ingin sekali
melihat dengan jelas bagaimana kontol Riyaz memasuki lubang anus itu.
“Riyaz...cepetan masukin, biar aku yang megang kakinya !!;Pintaku.
;Eh...pelumas yang tadi mana ? Tanya Riyaz. ;Ku mohoon...jangaan...;pinta
Adiyasa. Kakinya meronta-ronta, aku berusaha memegang dengan erat. Riyaz sudah
memulai mengoles lubang anus Adiyasa dengan pelumas. Jari-jarinya mulai menusuk
masuk. Aku terangsang berat. kontolku tegang bagai kayu.. ;Cepetan Riyaz !!
Masukin kontolmu !! Riyaz mulai mengarahkan kontolnya ke lubang anus Adiyasa.
Aku jadi tidak sabaran ingin melihatnya. Adiyasa meronta-ronta. Perlahan-lahan
kontol Riyaz yang sudah dilumuri pelumas itu mulai perlahan-lahan menerobosi
liang anus yang masih serat itu.;Aaaagghhhh...sss...ssaakiiit....aoowww
!!;Adiyasa menjerit. Ku lihat kontol Riyaz berhasil masuk dan mulai keluar
masuk. Aku dan Riyaz tak mempedulikan lagi erangan kesakitan Adiyasa. Ku lihat
ada bercak darah petanda hilangnya kevirginan Adiyasa. Riyaz terus memacu bagai
menunggang kuda. Ku lepaskan kaki Adiyasa yang kini hanya pasrah pada
kenyataan. Pemuda tampan itu hanya mampu mengerang menahan sakit. Hentakan
Riyaz semakin cepat dan keras, wajahnya mulai memerah. Aku tahu Riyaz hampir
mencapai puncaknya.Aaaahhhh....aku...maau...keluaaar....!! Crooot...crooot
!!;Riyaz memuntahkan spermanya yg kental ke dalam lubang anus Adiyasa. Riyaz
menarik keluar kontolnya. Ada bercak darah melekat dikontolnya. Aku tersenyum,
melihat Riyaz lunglai. Ku suruh Adiyasa memiringkan tubuhya, lalu salah satu
kakinya aku angkat. kontolku mulai ku arahkan ke lubang anusnya yang mengkilap
karena pelumas dan sperma Riyaz. Dengan sekali hentakan kontolku masuk ke liang
anus. Adiyasa kembali menjerit. Dengan posisi miring aku menghentak – hentak
kontolku keluar masuk. Sungguh nikmat tiada tara. Beberapa menit kemudian aku
merasakan sesuatu mengalir dari kontolku. Ku hentak dalam-dalam dan ku
tumpahkan spermaku memenuhi ruang sempit anus Adiyasa. Spermaku bercampur
dengan sperma Riyaz. ;Croooot...croooot !! Aaaaahhhh !! Nikmaaat......!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar